Cari Blog Ini

Kamis, 03 November 2016

Kabar Berita


  • Benarkah bangunan jembatan ini menelan biaya 61 juta,padahal kalau kita kakulasikan bahan-bahan matrial untuk bangunan seperti itu biayanya tidaklah sebesar itu,kita semua juga dapat menghitung biaya matrial/mentafsirkan tidak sampai jumlah sebesar itu.
  • Bahan-bahan matrial:
  • Kayu crocok+papan mal        :Rp.3.000.000.00
  • Besi                                            :Rp.2.000.000.00
  • Batu + pasir                              :Rp.5.000.000.00
  • Semen                                       :Rp.3.500.000.00
  • Biaya lain-lain                          :Rp.7.500.000.00
  • Total                                           Rp.20.000.000.00
Lalu ditambah ongkos operasional yag dilelangkan pada waktu musyawarah lelang pembangunan yg ditentukan desa sebesar :Rp.12.500.000.00
Jadi kalau kita tambahkan dengan biaya matrial Rp.20.000.000.00+Rp12.500.000.00=Rp.32.500.000.00 jadi jumlah yg sebenarnya tidak sebesar yang dianggarkan oleh Desa,lalu yang jadi pertanyaan kita semua biayanya sampai sebesar Rp.61 juta,sisanya ke mana ??? Dana siluman sebesar Rp.28.500.000.00 raip ditelan saku-saku rakus para pengurus & perangkat desa yg bermain di anggaran pembangunan desa (ADD) Anggaran Dana Daerah.

Inilah realita sebenarnya yg mengakar dan turun temurun sistem pembangunan desa kami dari dulu sampai sekarang,walau berganti pimpinan desa masih juga sama,bermain proyek dan kecurangan-kecurangan yg lainya masih berlaku  di daerah ini,ironisnya semuanya diam seribu bahasa tiada satupun putra putri daerah yg berani mengungkap fenomena seperti ini,fenomena ini berlaku di desa Suah Api kec.jawai selatan kab.Sambas dan sekitarnya






SUAH API 03 NOVEMBER 2016

Kamis, 27 Oktober 2016

Cerita rakyat "Datuk Kulub"

Di kisahkan pada jaman dahulu kala ada seorang anak manusia yg mempumyai kesaktian tinggi Ia seorang keturunan ningrat dari kerajaan melayu sambas,yang bernama Datuk Kulub masyarakat setempat memberikan gelar kepada orang yg sakti terlebih lagi keturunan ningrat,dan dikisahkan sang datuk kulub ini mendapatkan kesaktianya sejak dari lahir,makna dari (kulub)sendiri adalah seseorang yg sampai akil baligh belum dikhitan/disunat menurut syariat islam,tetapi kisah kulubnya sang pangeran ini bukan karena tidak atau belum disunat akan tetapi menurut kisah dari masyarakat yg meyakini cerita ini ada dikarenakan kesaktian yg luar biasa dari sang datuk itu sehingga kulitnya tidak dapat tergores atau terlukai oleh benda tajam apapun karena kebalnya kulit ,berbagai cara sudah dilakukun oleh pihak keluarga tetapi tak membuahkan hasil,makanya sang pangeran ini sampai menginjak umur dewasa pun belum disunat (kulub). Hingga pada suatu ketika sang datuk kulub ini pergi untuk berburu ke hutan dan nama hutan yg ditijunya adalah hutan piantus,pada perjalanan berburu sang datuk kulub berjumpa seekor burung,dan kebetulan burung itu suara berkicaunya meyerupai namanya,kulub,kulub,kulub,sehingga sang datuk pun mengira burung tersebut menghina atau mengolok namanya lalu sang datukpun marah dan dikejarnya burung itu tetapi usaha pengejaran sang datuk msh belum membuahkan hasil dan amarah sang datok semakin menjadi-jadi sampai -sampai bahayapun tak dihiraukanya,jatug bangun,tunggang langgang. Amarah dari sang datuk pun hingga kini meninggalkan bekas pada batu dengan kesaktianya batu pun seperti tanah liat dan diinjak sampai meninggalkan bekas,sampai sekarang bekas kaki karena perbuatan sang datuk masih membekas abadi sampai sekarang dan menjadi situs sejarah hingga menjadi legenda cerita rakyat secara turun temurun.aditirasakti@gmail.com